[Transkrip Indonesia] Get To Know – Episode 5 – Surah Al Kahfi – NAK – Quran Weekly


A’uudzu billahi minasyaithonirrojiim, bismillaahir-rohmaanir-rohiim.

Al-hamdu lillaahilladzii anzala ‘alaa ‘abdihil-kitaaba wa lam yaj’al laahu ‘iwajaa. (QS Al-Kahfi ayat 1).

Robbisyroh lii shodrii, wa yassir lii amrii, wahlul uqdatan min lisaanii, yafqohuu qoulii. Alhamdulillaah wash-shalatu was-sallaamu ‘alaa Rasuulillaah, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin. Tsumma ‘amma ba’du.

Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh semua. Hari ini saya berharap agar saya dan Anda bisa mengetahui sedikit tentang surat Al-Kahfi, surat ke-18 dari Al-Qur’an. Saya akan mulai dengan riwayat yang terkenal; ‘an abi darda’ lalu Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam qaal, “Man hafidza ‘asyra ayaatin min awwali suratil kahfi usima minaddajjaal.

Diriwayatkan oleh Abu Darda, Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berkata siapa saja yang menghafalkan 10 ayat dari surat Al-Kahfi sudah dilindungi dari fitnah, cobaan, atau dari Dajjal itu sendiri.

‘An abi said alkhudri radiyallahu ta’ala anhu anannabi shalallahu ‘alaihi wasallam qal,Man qara’a suratilkahf fi yaumil jumu’ah adha’a lahu minannuuri ma bainaljum’atain.

Dan Abu Said Al-Qudri berkata, siapa saja yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, cahaya akan bersinar untuknya dari Jumat itu hingga Jumat berikutnya.

Ma baina jum’atain,” yang berakhir antara dua Jumat.

Surat ini tentunya ditujukan untuk melindungi kita dari ujian terbesar manusia. Kita diperingatkan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wassallam sendiri. Surat ini sendiri berhutang pada ujian besar itu sebagai “ba’san syadiidan min ladun-hu”. (QS Al-Kahfi ayat 2)

Sebuah perang mengerikan yang datang dari sisi Allah, “min ladun-hu”. Dan untuk memberi selamat pada mereka yang beriman bahwa amal mereka takkan sia-sia.

Tatanan Surat Al-Kahfi

Ini adalah surat yang sangat hebat, ditata dengan sangat unik. Akan saya ceritakan sedikit tentang ini nanti. Secara umum surat ini dikenal terbagi menjadi empat kisah. Sebenarnya agak sedikit rumit, yakni empat bagian dan empat kisah.

Saya ingin Anda melihatnya untuk sekilas menatanya untuk Anda bahwa Anda bisa menganggapnya dua setengah. Jadi paruh pertama surat ini adalah kutipan yang memuat semacam khutbah dari Allah mengajari kita tentang kefanaan dunia ini. Diikuti oleh kisah yang pertama, diikuti oleh khutbah dan kisah berikutnya.

Jadi ada dua unsur surat ini yakni khutbah dan kisah. Khutbah artinya sejumlah ayat yang mengajari kita tentang realita, seperti kefanaan dunia ini atau seperti apa hari pembalasan itu. Atau orang seperti apa yang akan sukses atau yang akan gagal. Ini semua adalah khutbah. Kisah-kisah yang ada seperti kisah orang-orang gua, para pekebun, sebuah kisah tentang perjalanan Musa alaihissalam dan Zulqarnain. Ini adalah kisah-kisah.

Orang-Orang Gua Dan Dua Pekebun

Tapi caranya ditata seperti sudah saya katakan 2,5 (dua setengah). Pada paruh pertama ada khutbah yang diikuti oleh kisah, diikuti khutbah, dan diikuti kisah. Khutbah apa yang Anda peroleh di sini? Kodrat dari materialisme bagaimana kita tidak boleh terjebak dalam keindahan dunia ini,

Innaa ja’alnaa maa ‘alal-ardhi ziinatallahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu ‘amalaa.” (QS Al-Kahfi ayat 7)

Wa innaa lajaa’iluuna maa ‘alaihaa sho’iidan juruzaa.” (QS Al-Kahfi ayat 8)

Kami telah mengambil semua di dunia ini dan menjadikannya keindahan sehingga Kami bisa menguji mereka siapa yang lebih baik amalnya. Jadi ini adalah khutbah yang pertama.

Diikuti oleh kisah yang hebat dari sekelompok pemuda, yang bertahan melalui ujian terberat dan tetap berpegang teguh pada keyakinannya. Yang mereka tahu adalah hanya ada satu Tuhan dan hanya Dialah yang seharusnya disembah. Dan Allah menolong mereka melalui masa dengan keajaibanNya memungkinkan mereka untuk tidur selama beberapa ratus tahun lamanya di dalam sebuah gua, dan tak seorang pun tahu. Lalu Dia membangunkan mereka, kisah ini sangat mahsyur. Jadi ini khutbah pertama dan kisah yang pertama.

Yang ingin saya sampaikan kepada Anda tentang paruh pertama ini, bahwa khutbah yang ada berkaitan satu sama lain. Insyaalah bahasan yang lebih detil dapat Anda lihat pada kuliah saya tentang surat Al-Kahfi. Di sana bisa Anda lihat bahwa khutbah pertama dan khutbah kedua saling melengkapi. Dan kisahnya juga saling melengkapi satu sama lain. Jadi ini kisah pertama tentang orang-orang gua.

Kisah kedua tentang dua orang pekebun. Salah satu di antaranya sangat kaya, dengan kebun yang luas sungai yang mengalir ditengah-tengahnya, serta properti yang banyak. Dua kebun yang menghasilkan produk hingga 100% melebihi kapasitasnya.

Wa lam tazhlim min-hu syai’an.” (QS Al-Kahfi ayat 33)

Tak ada satupun yang berkurang.

Tukang kebun yang satunya, yakni tetangganya sangatlah kecil asetnya sehingga asetnya itu bahkan tidak disebutkan di dalam Qur’an. Dan yang satu merendahkan yang lain, dan Allah memberi mereka sebuah pelajaran dengan mengambil semua asetnya dan seluruh kebunnya hancur.

Yang menakjubkan dari dua kisah ini (orang-orang gua dan tukang kebun), di satu sisi kita mengecilkan pemahaman anak muda terhadap apa yang bisa dilakukan oleh materi. Materialisme bukan hanya mencintai uang, kekayaan, dan status. Materialisma adalah bahwa Anda percaya bahwa hanya materi yang bisa menolong. Bahwa satu-satunya yang bisa Anda gunakan adalah sumber-sumber materi yang terlihat secara fisik.

Allah mementahkan pendapat itu, di satu sisi dengan kita merendahkan apa yang mampu dilakukan oleh para pemuda itu. Jika mereka akan bersembunyi di gua, berapa lama mereka bisa bertahan? Mereka akan mati kelaparan atau kembali dan ditangkap, hanya dua itu pilihan yang ada bagi mereka.

Dan Allah memperalat dunia sains materialisme, membengkokkan hukum alam, untuk para pemuda ini dan menyelamatkan mereka. Jadi kita tidak boleh mengecilkan apa yang bisa dilakukan oleh Allah, dan bagaimana dunia materialisme itu sendiri tunduk kepada Allah.

Di pihak lain yang terjadi bukanlah meremehkan namun menilai terlalu tinggi. Pekebun yang kaya terlalu mengagungkan nilai dari apa yang dia miliki.

An tabiida haadzihii abadaa.” (QS Al-Kahfi ayat 35)

Semua ini takkan musnah.

Jangan terlalu melebihkan nilai materi. Allah bisa mengambilnya kembali sewaktu-waktu. Jadi jika Anda tak punya apa-apa, jangan berpikir tak punya apa-apa, Anda masih punya Allah. Dan jika punya segalanya, jangan berpikir Anda punya segalanya, Allah bisa mengambil semuanya hingga Anda paham bahwa Anda tak pernah punya apa-apa pada awalnya.

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun.

Jadi beginilah kedua kisah dan kedua bagian ini terkait satu sama lainnya. Dan begitulah susunannya, kutipan, kisah, kutipan, kisah.

Pada paruh kedua surat ini terdapat susunan yang berbeda. Kutipan (passage), kisah 1 (story), kisah 2 (story), lalu kutipan (passage) lagi. Jadi PSSP, seperti sebuah susunan simetri. Di bagian ini, kutipan pertama dan terakhir pada paruh kedua surat ini, semua ditujukan untuk Hari Pembalasan. Keduanya tentang berbangkit, bagaimana kebenaran dinyatakan pada hari itu. Keduanya adalah dua kutipan yang sangat bertenaga dan dalam. Dengan banyak tautan satu sama lainnya, jika Anda pelajari dengan cermat Anda akan melihat hubungan yang erat satu sama lainnya.

Perjalanan Musa Dan Khidir, Dan Zulkarnain

Dan yang Anda ditemui di bagian tengah adalah dua kisah lagi; kisah Musa ‘alaihissalaam dan Khidir, saat dia dalam perjalanan mencari ilmu dan mereka berhenti di tiga tempat. Lalu ada kisah Zulqarnain yang berkeliling dunia dan juga berhenti di tiga tempat.

Jadi ada paralelisme antara kisah Musa dan Zulqarnain, keduanya sama-sama menyebrang, melakukan perjalanan, dan memecahkan masalah. Di sini juga ada perbandingan, pada dua kisah pertama adalah peremehan dalam kisah para pemuda dan terlalu mengagungkan dalam kisah pekebun.

Di sini Allah mengajari kita hal lain, tentang seorang lelaki yang ingin menegakkan keadilan, begitu juga Zulqarnain, keduanya ingin melakukan hal yang benar. Tapi salah satu dari mereka benar-benar tak punya kuasa untuk merubah situasi, dia tak bisa melaksanakan yang benar karena dia sudah diperintahkan kamu tidak boleh bicara apapun dan tidak boleh protes. Jadi ketika kapal itu dirusak, atau seorang anak lelaki dibunuh di depan matanya, atau harus melakukan pekerjaan berat, membangun dinding, tanpa kompensasi, Anda tak bisa protes. Ini jelas sama sekali tidak adil.

Di pihak lain ada Zulqarnain yang melihat ketidakadilan lalu memperbaikinya. Dia memecahkan masalah kemanapun perginya, penduduk datang mengadukan masalahnya dan dia memecahkannya. Yang dibandingkan Allah di sini adalah terkadang kita bisa melakukan sesuatu secara material, kadang tidak. Kadang ada permainan besar berjalan, rencana yang lebih besar berlangsung. Dan mereka yang beriman harus paham bahwa kadang mereka memiliki materi yang bisa mereka gunakan dan di lain waktu tidak ada materi yang bisa mereka gunakan untuk bisa melakukan yang benar, menegakkan keadilan, dan kita kadang akan terjebak dalam salah satu kondisi ini.

Dalam menyimpulkan semua kisah ini yang diberikan Allah pada kita dalam surat yang menakjubkan ini sebenarnya adalah pendekatan terhadap kehidupan dunia. Memiliki kekuasaan atau tidak bukanlah sebuah berkah, jika Anda memilikinya gunakan dengan baik. Jika Anda tidak memilikinya pahamilah bahwa Anda masih punya banyak hal untuk dilakukan, Anda masih punya banyak hal untuk dipelajari, dan ada alasan mengapa Anda tidak memilikinya.

Jika Anda tidak punya sumber daya, mungkin saja ada rencana besar di balik semuanya seperti pada para pemuda itu Allah tetap akan membuat Anda tua. Jika Anda punya sumber daya yang banyak; uang, media, kekuasaan, dan sebagainya tak ada satupun dari semua itu yang berarti, Allah bisa mengambilnya kembali kapanpun dikehendakiNya.

Meletakkan Kepercayaan Seutuhnya Kepada Allah

Jadi pada akhir surat, kepercayaan kita seutuhnya ada pada Allah. Konsep tentang Dajjal, – saya ingin akhiri dengan ini – konsep tentang Dajjal adalah seseorang yang menghasilkan sesuatu yang luar biasa secara materi, fisik, dan duniawi. Dia bisa menumbuhkan atau mencegah tanaman tumbuh, dia bisa melakukan perjalanan lebih cepat dari siapapun, dia bisa (membuat sepertinya dialah yang) menghidupkan yang mati, dia melakukan hal duniawi dan materialistik yang mencengangkan dan masyarakat terpesona dan memujanya.

Kepada mereka yang beriman dikatakan bahwa surat ini akan mengontrol mereka, setelah memahami surat ini Anda takkan terpana oleh apa yang Anda lihat. Anda memahami realitas yang Anda lihat, dan ada realitas yang lebih berkuasa yang tidak bisa kita lihat atau persepsikan dan itulah kuasa Allah azza wa jalla yang selalu berlangsung. Bahwa kita tidak boleh bergantung kepada apa yang kita lihat, tapi pada Dia yang tidak bisa kita lihat, Allah azza wa jall.

Dengan itu saya simpulkan tinjauan dari surat yang dalam dan indah ini. Cobalah untuk membacanya setiap hari Jum’at, sangat baik untuk Anda. Sekali lagi saya sudah mengutarakannya pada sesi sebelumnya, bahwa membaca surat ini adalah sangat baik. Niatnya, nasehat dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam adalah membaca dengan merenungkan maknanya, semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang merenungkan Qur’anNya.

Barakallahu lii wa lakum, assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2 thoughts on “[Transkrip Indonesia] Get To Know – Episode 5 – Surah Al Kahfi – NAK – Quran Weekly

  1. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan kebaikan hati kpd admin & segenap orang2 yang sabar dan ikhlas meluangkan waktunya untuk mentranskripkan serta menerjemahkan video ini.
    Begitu pula dengan NAK, semoga senantiasa sehat dan hidupnya dipenuhi keberkahan Allah SWT.
    Ini semua sangat bermanfaat.

    Like

Leave a comment