[Transkrip Kartun Islami] Jalan Dan Petunjuk – Nouman Ali Khan


‘Asaa ay yahdiyani robbii li’aqroba min haadzaa rosyadaa.” (QS Al Kahfi ayat 24)

Sekarang yang terakhir dan merupakan bagian paling indah dari ekspresi ini. Mudah-mudahan Allah akan memberiku petunjuk. Memberiku petunjuk kepada apa? Memberiku petunjuk kepada apa?

Allah berfirman, “Li’aqroba min haadzaa rosyadaa.” (QS Al Kahfi ayat 24)

Bahasanya sangat mendalam. Dan di khutbah, saya tak bisa memberikan pelajaran tata bahasa karena Anda akan sakit kepala. Jadi saya akan mencoba menjelaskan ini sesederhana yang saya bisa.

Dalam bahasa Arab, terkadang Anda mengatakan, “Di sana.

Dan terkadang Anda mengatakan, “Sepanjang jalan di sana.

Saat Anda mengatakan, “Sepanjang jalan di sana.

Anda mengatakan bahwa saya membimbing Anda ke tempat tujuan Anda.

Jika Anda hanya mengatakan, “Di sana.

Mungkin Anda sampai di sana, maka Anda masih harus pergi ke tempat lain dan ke tempat lain.

Tapi jika saya mengatakan, “Sepanjang jalan di sana.

Maka saya mengatakan pada Anda, “Anda hanya harus pergi ke sana, tidak perlu pergi lebih jauh dari itu.

Saat huruf “Lam” digunakan. “‘Asaa ay yahdiyani robbii li’aqroba.” (QS Al Kahfi ayat 24)

Huruf “lam”, apa maksud huruf “lam” ini? Ini adalah Al Muntaha. Tidak ada hal yang lebih tinggi untuk diminta di dunia ini. Jika Anda mendapatkan ini, tidak ada hal yang lebih baik lagi untuk diminta. Jika kata “illa” digunakan, maka setelah Anda sampai di sana, lalu Anda pergi ke tempat lain dan ke tempat lain lagi, Anda paham?

Jadi, apa yang saya minta kepada Allah dalam ayat ini, dan apa yang Anda minta kepada Allah dalam ayat ini… adalah sesuatu yang jika Anda memilikinya, tidak ada yang lebih baik. Inilah “tujuan utama”. Apakah “tujuan utama” itu?

Dia berfirman, “Li’aqroba min haadzaa.” (QS Al Kahfi ayat 24)

Lebih dekat dari “ini”. Saya harap Allah akan membimbing saya jauh lebih dekat dari “ini”. Apa arti kata “ini”? “Ini” berarti “posisi saya saat ini”.

Sekarang mari pahami apa maksud “ini” dalam bahasa yang sederhana. Kita semua, alhamdulillaah, tsumma alhamdulillaah, telah memiliki beberapa tingkatan petunjuk. Fakta kita duduk di rumah Allah di hari Jumat, itu berarti Allah telah memberi kita beberapa petunjuk.

Beberapa orang Allah berikan lebih banyak petunjuk, lainnya Allah berikan lebih sedikit petunjuk. Beberapa memiliki lebih banyak ilmu, lainnya memiliki lebih sedikit ilmu. Ada yang lebih khusyuk salatnya, ada yang kurang khusyuk salatnya. Kita tidak berada di tingkatan yang sama, itulah faktanya.

Namun, tahukah Anda apa yang disampaikan do’a ini? Tujuan utama saya adalah untuk lebih dekat kepada Allah daripada saya hari ini. Saya tidak di sini untuk membandingkan diri saya dengan orang lain. Saya di sini hanya untuk membandingkan diri saya dari posisi saya, saat ini. Jika saya bisa menjadi lebih baik daripada saya saat ini, itulah kesuksesan tertinggi di hadapan Allah. Tidak ada kesuksesan yang lebih tinggi.

Anda tidak akan pernah menjadi sempurna, saya tidak akan pernah menjadi sempurna. Hal yang bisa kita upayakan adalah menjadi sedikit lebih baik dan kemudian sedikit lebih baik dan sedikit lebih baik. Berupaya sedikit lebih dekat kepada Allah, dan sedikit lebih dekat lagi. Dan jika seseorang meninggal dalam keadaan lebih dekat dengan Allah, mereka sukses.

Banyak orang, Anda tahu apa yang mereka lakukan? Mereka membandingan diri mereka dengan orang lain.

Wah, yang ini sudah menghafal seluruh Al Quran.

Perhatikan cara mereka tilawah.

Mereka berada di masjid setiap hari.

Mereka di sana sebelum adzan dikumandangkan.

Mereka banyak sekali beribadah kepada Allah.

Mereka memiliki banyak ilmu.

Mereka tahu bahasa Arab, tahu tafsir, tahu ini, tahu itu.

Atau, “Mereka berpakaian lebih islami daripada saya.

Jangan bandingkan dirimu dengan siapa pun. Bukan itu yang Allah inginkan. Allah tidak akan menempatkanmu di samping orang lain, lalu membandingkan. Dia bahkan tidak ingin Anda membandingkan diri Anda dengan orang lain di dunia, jangankan akhirat, bahkan di dunia pun tidak.

Laa tatamannau maa fadhdholalloohu bihii ba’dhokum ‘alaa ba’dh.” (QS An Nisa ayat 32)

Jangan mengharapkan apa yang dimiliki orang lain, apa yang telah dilebihkan Allah atas yang lain. Jangan lakukan itu pada dirimu. Jadi, apa yang kita pelajari? Kita belajar, bahwa jika, misalnya, Anda mulai membaca Quran hari ini. Anda berusia 35 tahun, Anda belum pernah membacanya, bahkan belum pernah membuka Quran selama 30 tahun. Dan Anda memutuskan untuk mulai membaca Quran hari ini. Anda bahkan tidak dapat melewati bacaan bismillah, tidak tahu lagi bagaimana bentuk huruf “ba”.

Sekarang Anda harus belajar seperti anak kecil. Ada orang yang seumuran Anda yang bisa membaca, tapi Anda membacanya seperti anak kecil, tapi tak mengapa. Tidak apa-apa.

Saat Anda belajar apa itu “alif”, atau yang mana “ba”, dan Anda berjuang untuk lebih dekat kepada Allah, dan Anda mati dalam keadaan tersebut, mungkin Anda lebih baik dari seorang ‘alim. Mungkin Anda lebih baik daripada hafiz Quran yang menghafal Quran tapi tidak memiliki apresiasi. Tidak membuat diri mereka orang yang lebih baik. Karena keinginan untuk menjadi orang yang lebih baik, letaknya di hati dan Allah mengetahui hal itu.

Jadi, jangan meremehkan posisimu di hadapan Allah. Orang lain bisa meremehkanmu, Allah tidak meremehkanmu. Orang lain membuatnya terdengar seolah-olah, “Petunjuk dari Allah itu sulit, mahal, tidak datang dengan mudah.

Dan Allah membuka pintu petunjuk itu dengan sangat lebar. Dia hanya meminta Anda dan Saya untuk mengakui itu dan berkata, “Ya Allah, beri saya petunjuk… dekatkan saya kepada-Mu.

Li’aqroba min haadzaa rosyadaa.” (QS Al Kahfi ayat 24)

Dalam kebenaran, dalam petunjuk.

Kata terakhir dari ayat ini, “Rosyadan”. Sebenarnya memberitahukan fakta bahwa ketika Anda mengucapkan doa ini, berarti Anda telah berada dalam sebagian petunjuk. Bahwa Anda tidak seharusnya mengatakan saya tersesat. Seperti yang sudah diketahui, fakta bahwa Allah memberikan Anda kemampuan untuk mengucapkan doa ini adalah sebuah hadiah petunjuk dari-Nya. Dan Allah akan memberikanmu petunjuk yang lebih, dan Dia akan memberikanmu lebih, dan lebih lagi. Inilah optimisme muslimin.

Saat petunjuk datang ke dunia ini, maka “tuma’ninah” hadir. “Ithmi’nan” hadir, hati menjadi tenang.

Alaa bidzikrillaahi tathma’innul-quluub.” (QS Ar Ra’d ayat 28)

Itulah yang ingin saya simpulkan. Saat hati menjadi tenang, saat hati menjadi damai, maka orang-orang di sekitarnya, mereka juga merasakannya. Rasa damai menyebar, iman tersebut menyebar. Kedamaian menyebar di dalam keluarga. Kedamaian menyebar di antara teman. Perdamaian menyebar di masyarakat, saat petunjuk datang.

Jika masalah dunia ini adalah konflik, kebencian. Jika masalah dunia ini adalah peperangan. Maka solusinya bukan membuat kebijakan lain atau lebih banyak senjata. Itu bukan solusinya. Bukan pula sanksi ekonomi. Apa yang umat manusia butuhkan adalah petunjuk. Karena tanpa petunjuk, Anda tidak akan mendapatkan kedamaian. Tidak akan bisa.

…Fa ayyul-fariiqoini ahaqqu bil-amn, in kuntum ta’lamuun. Allaadziina aamanuu…” (QS Al An’am ayat 81-82)

Siapakah yang pantas mendapatkan lebih banyak kedamaian? Yaitu orang-orang yang beriman. Orang-orang yang menuju kepada iman. Inilah yang kita minta kepada Allah azza wa Jalla. Saat Anda dan saya berdoa untuk kedamaian dunia. Kedamaian di tanah muslim. Kedamaian bagi kaum yang tertindas. Saat kita mengucapkan doa tersebut, maka kita sebenarnya secara langsung meminta kepada Allah untuk menambah petunjuk-Nya kepada kita dan dunia di sekitar kita.

Semoga Allah menambah petunjuk kepada kita semua. Dan menjadikan kita bagian dari orang-orang yang positif akan masa depan mereka. Masa depan diri mereka sendiri. Masa depan anak-anak mereka. Masa depan umat ini. Dan masa depan seluruh dunia. Seluruh dunia ini, kita harus peduli terhadap masa depan seluruh dunia. Bukan hanya umat kita saja, tapi seluruh dunia.

Kita adalah pengikut milah Ibrahim ‘alaihissalam. Ibrahim ‘alaihissalam peduli kepada seluruh umat manusia. Itulah peninggalan yang diwariskan kepada kita. Jadi, kita harus optimis tentang seluruh dunia. Semoga Allah azza wa jalla menjadikan kita seperti itu, dan menjadikan generasi penerus kita sebuah contoh cemerlang dari apa yang dimaksud dengan menghidupkan ajaran indah buku ini.

Subtitle: NAK Indonesia
Transkrip Bahasa Inggris: https://islamsubtitle.wordpress.com/2017/12/01/the-path-and-fruits-of-guidance/

3 thoughts on “[Transkrip Kartun Islami] Jalan Dan Petunjuk – Nouman Ali Khan

Leave a comment