[Transkrip Kartun Islami] Bagaimana Setan Menjebakmu – Nouman Ali Khan

Lalu iblis mendatangimu dan mengatakan bahwa kamu akan merasa nyaman dengan mereka.

“Wa qoosamahumaaa.” (QS Al A’raf ayat 21)

Dan dia (syaithon) bersumpah kepada keduanya.

“Innii lakumaa laminan-naashihiin.” (QS Al A’raf ayat 21)

“Aku mendoakan kebaikan kepada kalian.”

“Aku katakan ini kepada kalian karena aku peduli pada kalian.”

“Aku tahu apa yang kalian rasakan.”

“Aku bermaksud baik pada kalian.”

Iblis melakukannya dengan begitu meyakinkan. Dia akan bersumpah kepadamu. Kalian akan merasa seperti, itu adalah perasaan kalian sendiri. Usaha iblis begitu hebat. Begitu hebat dalam meyakinkan. Dan ini adalah bagian favorit saya mengenai strategi iblis, yang jika kita ingin pelajari,

Wahai saudaraku, “Fa dallaahuma bighurur.” (QS Al A’raf ayat 22)

Kalimat yang dahsyat. Subhanallah.

“Ma a’jaba hadzal kalam.” (Betapa menakjubkan perkataan ini.)

“Dallaahuma bighurur.” (QS Al A’raf ayat 22)

“Dalla. Yudalli. Tadliya.”

Merupakan kata dalam bahasa Arab yang memiliki makna “menurunkan keranjang”. Kata “Dallu” berarti keranjang. Dalam konteks ketika Anda menurunkan keranjang.

Dan kata “Dalla” memiliki arti bahwa keranjang tersebut telah berisi sesuatu dan dengan keranjang yang sudah diikat dengan tali, Anda mencoba menangkap seekor hewan.

Dan hewan itu mendatangi dan mengejar keranjang Anda. Anda lalu menarik keranjang itu sedikit demi sedikit. Lalu Anda tarik lagi dengan perlahan-lahan.

Dan hewan itu pelan-pelan mendekat pada Anda, lalu Anda menangkapnya. Apakah Anda menangkapnya dengan cepat atau dengan perlahan? Dengan perlahan. Ketika Anda memancing ikan, apakah Anda menangkapnya dengan cepat atau perlahan?

Iblis menipu kita dengan perlahan-lahan. Dia tidak hanya melakukan sekali. Dia datang, dan datang lagi, dan datang lagi berulang kali.

Kata Iblis, “Perlahan-lahan aku dekatkan mereka dengan pohon terlarang.”

“Aku ajak mereka lebih dekat selangkah demi selangkah. Aku sediakan waktuku untuk mereka.”

“Aku punya kesempatan sepanjang waktu. Karena aku telah memiliki kesepakatan dengan Allah mengenai ini.”

“Jadi, akan kupergunakan waktuku.”

Iblis melanjutkan suatu hari di kampus, “Ayo ikutlah denganku, kawan. Coba lihat dia.”

“Coba lihatlah sekali saja. Ayolah, tidak ada yang memperhatikan kok.”

“Tak apa-apa.”

“Dia ‘kan teman lab-mu. Dia memang seharusnya ada di sini.”

“Tak apa-apa.”

“Lihat dia.”

Dan Anda katakan, “Tidak.”

“Tidak, Iblis. Berhentilah.”

“Aku sahabatmu, kawan.”

“Percayalah, hal itu tidak haram. Kamu justru bisa berdakwah padanya.”

“Oh ya, dakwah.”

“Agama dan dunia. Ini bagus.”

Anda tahu, dia datang, dan datang lagi, dan datang lagi hingga Anda terperangkap. Dan dia tidak akan berhenti sampai Anda mengikutinya. Jika Anda berpikir bahwa dia akan pergi dan terbakar ketika Anda mengucapkan, “A’uudzubillaahi minasy-syaithonir rojiim.”

Maka percayalah dia suatu saat akan datang lagi. Dan berkata, “Ayolah. Kita kan teman. Kau tidak akan membakarku seperti itu.”

“Kita akan dibakar bersama-sama.”

Ya, itu intinya.

Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://kitabisa.com/nakindonesia