[Transkrip Indonesia] Berhenti Bekerja Agar Dapat Salat Jumat – Yusha Evans


Saya mengatakan ini karena sudah mengujinya sendiri. Berulang kali. Saya tidak mungkin ada di sini dan berdakwah jika belum mengujinya sendiri. Sudah, dan saya telah menyaksikan berulangkali bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah meninggalkan hambaNya, bila hamba itu kembali kepadaNya. Tidak pernah, tidak perlu diragukan.

Pada suatu saat… sekedar memberi dorongan dan berbagai pengalaman. Sebenarnya saya tidak suka bicara kisah pribadi saya, hanya ingin memberi tahu Anda, bahwa ini berhasil. Saya sudah mencobanya berkali-kali.

Pertama kali pindah ke Florida dan menjadi muallaf, saya punya pekerjaan. Saya tinggalkan South Carolina dan mencoba untuk belajar agama. Satu-satunya pekerjaan yang saya peroleh adalah buruh konstruksi yang cukup berat, di Florida pada musim panas, suhu di luar 90 F (32 C) hingga 95 F (35 C) dengan kelembaban 87%.

Rasanya sekarat berada di luar ruangan. Saya tidak dilahirkan untuk hal semacam ini. Saya melakukannya karena ini satu-satunya pekerjaan yang saya temukan dan saya tahu bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan menjaga saya.

Pada hari Jum’at saya katakan kepada bos saya, “Begini Pak, saya harus pergi salat Jum’at.

Saya harus pergi, jatah istirahat siang saya pakai agak lama, tapi nanti saya akan pulang lebih lama.

Katanya, “Tidak. Kamu tidak boleh pergi meninggalkan lokasi.

Ini kewajiban saya, saya harus pergi salat Jum’at,” jawab saya.

Katanya, “Jika kamu meninggalkan lokasi, kamu akan dipecat.

Kata saya, “Saya ke sini dua minggu lagi untuk mengambil gaji, saya keluar.

Dan saya pergi, saya pergi begitu saja. Saya katakan kepada diri saya, “Hasbunallah wa ni’mal wakiil.

Allah cukup bagi saya, saya tidak butuh yang lain.

Saya tidak akan melanggar agama hanya karena butuh sesuatu dari dunia. Jadi saya pergi menunaikan salat Jum’at tanpa mengetahui bagaimana cara memperoleh pekerjaan lain, tanpa mengetahui bagaimana cara mengurus diri saya. Saya tinggalkan masjid, setelah sebelumnya memanjatkan salah satu dari dua doa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang pasti didengar Allah subhanahu wa ta’ala.

Ya Allah, pemenuhan kebutuhanku ada ditanganMu.

Saya keluar dari Jum’atan lalu berjumpa seorang akhi yang baru datang dari Palestina, seorang syekh dari Palestina, salah seorang yang paling pintar yang pernah saya temui seumur hidup.

Syekh ini memiliki sebuah kedai pizza di Al-Quds, Yerussalem. Dia datang ke Florida untuk membuka sebuah kedai pizza, dan membangun keluarganya kembali di sini akibat semua ‘fitnah’ (konflik) yang terjadi di Yerussalem pada waktu itu.

Dia mendatangi saya dan bertanya, “Akhi Yusha, apakah Anda punya pekerjaan saat ini?

Jawab saya, “Tidak. Saya baru saja berhenti hari ini.

Katanya, “Saya butuh seseorang untuk bekerja dengan saya.

Lalu dibukanya sebuah kedai baru dan menggaji saya dua kali lipat dari yang saya terima di pekerjaan konstruksi. Ini hanyalah salah satu dari ribuan contoh yang bisa saya berikan. Bahwa bila Anda letakkan keyakinan Anda kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Dia takkan pernah mengecewakan Anda. Karena jika Dia mengecewakan saya, saya takkan melakukan apa yang saya lakukan saat ini.

Saya tinggalkan 3-4 sekolah beladiri saya di Florida yang dijalankan penuh waktu. Saya cukup sejahtera, penghasilan saya melebihi apa yang saya perkirakan, dan saya meninggalkannya, karena tahu inilah yang Allah subhanahu wa ta’ala inginkan untuk saya lakukan. Saya tahu ini adalah panggilan jiwa, saya harus mendakwahkan Islam di negara saya.

Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah membuat saya khawatir tentang apapun. Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin. Ketika kita mulai berpikir seperti ini, bahwa kita ingin menyenangkan Allah subhanahu wa ta’ala lebih dari yang lainnya, Allah subhanahu wa ta’ala akan memandang kita dan mulai mencintai kita kembali.

Dia akan kembali mencintai kita. Dan jika Dia mulai mencintai kita lagi, Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata bahwa Muslim beramal sedemikian banyak hingga Allah mencintainya. Jika Allah mencintainya, maka dikabarkanNya kepada para malaikat yang di dekatNya, “Aku mencintai Si Fulan, maka kalian harus mencintainya.

Para malaikat itu akan menginformasikannya ke bumi, kepada semua makhluk hingga semuanya mencintai Si Fulan. Inilah yang dimiliki oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, inilah yang dimiliki para sahabat, ini sebabnya seluruh dunia diberikan kepada mereka.

Karena semua makhluk mencintai mereka, karena bahkan para non-Muslim yang negaranya mereka taklukan, sangat mencintai mereka, sehingga ketika mereka pergi dan mengembalikan kekuasaan kepada penduduk, penduduk memohon mereka untuk tetap tinggal dan mengadopsi agama sang penakluk dalam jumlah besar hingga seluruh dunia sukarela berada di bawah Laa ilaha illa Allah, Muhammad rasuulullah.

Karena para Muslim ini menempatkan prioritas mereka pada tempatnya. Allah dahulu, yang lainnya kemudian. Pekerjaan saya nomor dua, dunia nomor dua, keluarga nomor dua, anak-anak Anda nomor dua. Isteri atau suami Anda nomor dua.

Leave a comment